11. Sistem ini membuat kita lengah akan tabiat pergolakan antara jahiliyah dan Islam, antara haq dan batil, karena keberadaan salah satu di antara keduanya mengharuskan lenyapnya yang lain, selamanya tidak mungkin keduanya akan bersatu. Barangsiapa mengira bahwa dengan melalui pemilihan umum fraksi-fraksi jahiliyah akan menyerahkan semua institusi-institusi mereka kepada Islam, ini jelas bertentangan dengan rasio, nash dan sunnatullah (keputusan Allah) yang telah berlaku atas umat-umat terdahulu.
"Tiadalah yang mereka nanti melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) atas orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapati perubahan bagi sunnatullah dan sekali-kali tidak (pula) akan mendapati perpindahan bagi sunnatullah itu." (Surat Faathir: 43)
12. Sistem demokrasi ini akan menyebabkan terkikisnya nilai-nilai aqidah yang benar yang diyakini dan diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya yang mulia, akan menyebabkan tersebarnya bid'ah, tidak dipelajari dan disebarkannya aqidah yang benar ini kepada manusia, karena ajaran-ajarannya menyebabkan terjadi perpecahan di kalangan anggota partai, bahkan dapat menyebabkan seseorang keluar dari partai tersebut sehingga dapat mengurangi jumlah perolehan suara dan pemilihnya.
13. Sistem demokrasi tidak membedakan antara orang yang alim dengan orang yang jahil, antara orang yang mukmin dengan orang kafir, dan antara laki-laki dengan perempuan, karena mereka semuanya memiliki hak suara yang sama, tanpa dilihat kelebihannya dari sisi syar'i. padahal Allah Ta'ala berfirman:
"Katakanlah! Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui." (Surat Az-Zumar: 9)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Maka apakah orang yang beriman itu sama seperti orang yang fasiq? Mereka tidaklah sama." (Surat As- Sajdah: 18)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Maka apakah Kami patut menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Mengapa kamu berbuat demikian, bagaimanakah kamu mengambil keputusan?" (Surat Al-Qalam: 35-36)
Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan anak laki-laki (yang ia nadzarkan itu) tidaklah seperti anak perempuan (yang ia lahirkan)." (Surat Ali Imran: 38)
14. Sistem ini menyebabkan terjadinya perpecahan di kalangan para aktivis dakwah dan jamaah-jamaah Islamiyah, karena terjun dan berkiprahnya sebagian dari mereka ke dalam sistem ini (mau tidak mau) akan membuat mereka mendukung dan membelanya serta berusaha untuk mengharumkan nama baiknya yang pada gilirannya akan memusuhi siapa yang dimusuhi oleh sistem ini dan mendukung serta membela siapa yang didukung dan dibela oleh sistem ini, maka ujung-ujungnya fatwa pun akan simpang- siur tidak memiliki kepastian antara yang membolehkan dan yang melarang, antara yang memuji dan yang mencela.
15. Di bawah naungan sistem demokrasi permasalahan wala' dan bara' menjadi tidak jelas dan samar, oleh karenanya ada sebagian orang yang berkecimpung dan menggeluti system ini menegaskan bahwa perselisihan mereka dengan partai sosialis, partai baath dan partai-partai sekuler lainnya hanya sebatas perselisihan di bidang program saja bukan perselisihan di bidang manhaj dan tak lain seperti perselisihan yang terjadi antara empat madzhab, dan mereka mengadakan ikatan perjanjian dan konfederasi untuk tidak mengkafirkan satu sama lain dan tidak mengkhianati satu sama lain, oleh karenanya mereka mengatakan adanya perselisihan jangan sampai merusakkan kasih saying antar sesama!!
Rabu, 03 Juni 2009
KESESATAN PKS (3)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Bapak menyebar fitnah ...
BalasHapusDari 3 Posting dg judul "Bukti kesesatan PKS", ternyata bapak tidak menunjukkan bukti sama sekali.
Bapak hanya menuliskan contoh2 demokrasi yang destruktif dan tidak dituliskan apa yang telah dilakukan PKS. Sudah demikian dengki-kah bapak terhadap PKS?
Akan lebih baik jika judul posting-nya diganti menjadi "Bukti kesesatan Demokrasi". Jadi tidak menunjuk pada suatu partai / golongan.
Saya adalah muslim yang masih awam dan ingin banyak belajar. Saya juga bukan orang partai politik. Berkunjung ke Blog ini dengan maksud menimba ilmu, tetapi jika posting-nya seperti ini menjadikan saya tidak respek lagi.
Haruskah kita menyatakan benar dengan menyalahkan yang lain? Apalagi tanpa bukti yang jelas.
Carilah bandingan yang sepadan, Jangan "Islam" dibandingkan dengan demokrasi. Menurut saya "Islam" adalah pedoman dan tuntunan hidup, sedangkan demokrasi saya umpamakan seperti "sandal jepit" yang hanya kita saat ke kamar mandi. Jadi sangat tidak sepadan.
Semoga bapak dapat koreksi diri.
Mari kita cari jalan yang benar.
anda telah mengotori nama salaf menjadi salah fikir.akhirnya jadi fitnah,,,,,,andadari kalngan intelijiiiiiiin ya,,tulisan anda tak menggambarkan akhlaq salaf..pernahkah anda bayangkan bahwa syurga itu bukan milik anda aja?bersihkan nama slaf dari sikap anda memandang amal orng lain..jngan hanya tahzir lalu pake plat salaf
BalasHapusAssalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
BalasHapusSaya mw koreksi sama sistem PKS itu sendiri
kenapa masih berkecimpung didunia demokrasi..
sedangkan demokrasi itu sesat.
itu hukum syaitan...
sekarang kita bayangkan, sistem demokrasi, semisal dengan bingkai foto.
dan PKS itu sendiri fotonya.
lalu PKS menjadi pemimpin di negeri ini, misalnya.
lalu ingin menegakkan sistem qur'ani/ sistem Allah... sistem sebenar-benarnya sistem.
otomatis akan terbentur pendapat dikalangan kabinet itu sendiri. memang didalam parlemen itu beragama islam saja. seperti halnya pembuatan hukum pornografi, sampai sekarang masih pro dan kontra..
pernyataan ini sama halnya dengan bingkai foto tadi. apabila fotonya akan keluar dari garis bingkai maka akan terbentur dengan garis bingkai tersebut. seperti itulah hukum demokrasi.
jadi jangan berkhayal kalau indonesia ini akan menegakkan syariat islam, jikalau hukum indonesia itu sendiri belum dirubah 100 %.
Semoga Allah Mengampuninya.. amin.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
komentar yang menarik...mulai dari yang tidak sepaham hingga yang sepaham...inilah gambaran ummat...bisa jadi saya termasuk di dalamnya...inilah gambaran pribadi kita masing-masing...trnyata kita masih jauh dari qur'an dan sunnah...sudah cukup rakyat, kita, dan seluruh ummat menjadi hina saat ini...tinggal bagaimana kita mau berdiri tegak untuk membangun peradaban yang lebih baik...ikhwah...melarang itu lebih kecil dampaknya daripada kita memberikan solusi...karena islam mengedepankan ketauladanan...janganlah merasa benar, tapi jadilah individu yang terus mengkoreksi diri...
BalasHapusjazakumulloh khairon katsiro...
Maha Besar Allah yang telah menuntun saya untuk membaca blog ini...ternyata kita masih jauh dari apa yang disebut generasi Rabbani...
Anda telah bicara panjang lebar kesesatan demokrasi,padahal kibar ulama mekah madinah menyatakan walaupun produk demokrasi kaualu pemimpin itu telah terpilih wajib ditaati.Jadi buat apa bicara panjang mengharamkan demokrasi kalau toh pada akhirnya produknya diterima.Demokrasi hanyalah pintu darurat ketika pintu yang seharusnya tidak ada.Kalau demokrasi produk manusia yang tidak ada dalam syariat islam, maka sistim kerajaan pun produk manusia dan bukan syariat islam.pertanyaannya kenapa terhadap sistim demokrasi anda bicara lantang tetapi tidak kepada sistim kerajaan?ada apa ini?
BalasHapusDaripada terus mengatakan PKS sesat, lebih baik komentarin tuh JIL, Syiah, Ahmadiyah yang JELAS-JELAS memang sudah sesat..
BalasHapusSebenarnya salafy pada paham gak sih tentang takfir itu sendiri?
Kok bisa-bisanya sembarangan mentakfirkan suatu golongan?
Dalam sebuah hadits disebutkan :
إذا قال الرجل لأخيه يا كافر فقد باء بها أحدهما.( رواه البخاري عن أبي هريرة رضي الله عنه )
” Jika seorang laki-laki berkata kepada saudara muslimnya ”Hai kafir !” maka vonis kufur telah jatuh pada salah satu dari keduanya.” ( H.R.Bukhari dr Abu Hurairah R.A )
Vonis kufur tidak boleh dijatuhkan kecuali oleh orang yang mengetahui seluk-beluk keluar masuknya seseorang dalam lingkaran kufur dan batasan-batasan yang memisahkan antara kufur dan iman dalam hukum syari’at Islam.
Tidak diperkenankan bagi siapapun memasuki wilayah ini dan menjatuhkan vonis kufur berdasarkan prasangka dan dugaan tanpa kehati-hatian, kepastian dan informasi akurat. Jika vonis kufur dilakukan dengan sembarangan maka akan kacau dan mengakibatkan penduduk muslim yang berada di dunia ini hanya tinggal segelintir.
Demikian pula, tidak diperbolehkan menjatuhkan vonis kufur terhadap tindakan-tindakan maksiat sepanjang keimanan dan pengakuan terhadap syahadatain tetap terpelihara. Dalam sebuah hadits dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda :
ثلاث من أصل الإيمان : الكف عمن قال : لا إله إلا الله لا نكفره بذنب ولا نخرجه عن الإسلام بالعمل , والجهاد ماض منذ بعثني الله إلى أن يقاتل آخر أمتي الدجال لا يبطله جور جائر
ولا عدل عادل والأقدار.( أخرجه أبو داود )
“Tiga hal merupakan pokok iman ; menahan diri dari orang yang menyatakan Tiada Tuhan kecuali Allah. Tidak memvonis kafir akibat dosa dan tidak mengeluarkannya dari agama Islam akibat perbuatan dosa ; Jihad berlangsung terus semenjak Allah mengutusku sampai akhir ummatku memerangi Dajjal. Jihad tidak bisa dihapus oleh kelaliman orang yang lalim dan keadilan orang yang adil ; dan meyakini kebenaran takdir”.
Imam Al-Haramain pernah berkata, “ Jika ditanyakan kepadaku : Tolong jelaskan dengan detail ungkapan-ungkapan yang menyebabkan kufur dan tidak”. Maka saya akan menjawab,” Pertanyaan ini adalah harapan yang bukan pada tempatnya. Karena penjelasan secara detail persoalan ini membutuhkan argumentasi mendalam dan proses rumit yang digali dari dasar-dasar ilmu Tauhid. Siapapun yang tidak dikarunia puncak-puncak hakikat maka ia akan gagal meraih bukti-bukti kuat menyangkut dalil-dalil pengkafiran”.
Berangkat dari paparan di muka kami ingatkan untuk menjauhi pengkafiran secara membabi buta di luar point-point yang telah dijelaskan di atas. Karena tindakan pengkafiran bisa berakibat sangat fatal.
Hanya Allah yang memberi petunjuk ke jalan yang lurus dan hanya kepada-Nya lah tempat kembali.