يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ﴾ [الحشر:18

Selasa, 02 Februari 2010

Valentine's = NO KUADRAT

Cinta adalah sebuah kata yang indah dan mempesona yang hingga
sekarang belum ada yang bisa mendefinisikan kata cinta itu sendiri.
Meskipun demikian setiap insan yang memiliki hati dan pikiran yang
normal tahu apa itu cinta dan bagaimana rasanya. Maha suci Dzat Yang
telah menciptakan cinta.


Jika kita berbicara tentang cinta, maka secara hakikat kita akan
berbicara tentang kasih sayang; jika kita berbicara tentang kasih
sayang, maka akan terbetik dalam benak kita akan suatu hari yang setiap
tahunnya dirayakan, hari yang selalu dinanti-nantikan oleh orang-orang
yang dimabuk cinta, dan hari yang merupakan momen terpenting bagipara pemuja nafsu.

Sejenak membuka lembaran sejarah kehidupan manusia, maka disana ada
suatu kisah yang konon kabarnya adalah tonggak sejarah asal mula
diadakannya hari yang dinanti-nantikan itu. Tentunya para pembaca sudah
bisa menebak hari yang kami maksud. Hari itu tak lain dan tak bukan
adalah "Valentine Days" (Hari Kasih Sayang?).

* Definisi Valentine Days


Para Pembaca yang budiman, mari kita sejenak menelusuri defenisi
Valentine Days dari referensi mereka sendiri! Kalau kita membuka
beberapa ensiklopedia, maka kita akan menemukan defenesi Valentine di
tiga tempat :

* Ensiklopedia Amerika (volume XIII/hal. 464) menyatakan, "Tanggal
14 Februari adalah hari perayaan modern yang berasal dari dihukum
matinya seorang pahlawan kristen yaitu Santo Valentine pada tanggal 14
Februari 270 M".
* Ensiklopedia Amerika (volume XXVII/hal. 860) menyebutkan, "Yaitu
sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara
tradisional saling mengirimkan pesan cinta dan hadiah-hadiah. Yaitu
hari dimana Santo Valentine mengalami martir (seorang yang mati sebagai
pahlawan karena mempertahankan kepercayaan/keyakinan)".
* Ensiklopedia Britania (volume XIII/hal. 949), "Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup pertama".
* Sejarah Singkat Valentine Days


Konon kabarnya, sejak abad ke-4 SM, telah ada perayaan hari kasih
sayang. Namun perayaan tersebut tidak dinamakan hari Valentine.
Perayaan itu tidak memiliki hubungan sama sekali dangan hari Valentine,
akan tetapi untuk menghormati dewa yang bernama Lupercus.
Acara ini berbentuk upacara dan di dalamnya diselingi penarikan undian
untuk mencari pasangan. Dengan menarik gulungan kertas yang berisikan
nama, para gadis mendapatkan pasangan. Kemudian mereka menikah untuk
periode satu tahun, sesudah itu mereka bisa ditinggalkan begitu saja.
Dan kalau sudah sendiri, mereka menulis namanya untuk dimasukkan ke
kotak undian lagi pada upacara tahun berikutnya.

Sementara itu, pada 14 Februari 269 M meninggalkan seorang pendeta kristen yang bernama Valentine.
Semasa hidupnya, selain sebagai pendeta ia juga dikenal sebagai tabib
(dokter) yang dermawan, baik hati dan memiliki jiwa patriotisme yang
mampu membangkitkan semangat berjuang. Dengan sifat-sifatnya tersebut,
nampaknya mampu membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap penderitaan
yang mereka rasakan, karena kezhaliman sang Kaisar. Kaisar ini sangat
membenci orang-orang Nashrani dan mengejar pengikut ajaran nabi Isa.
Pendeta Valentine ini dibunuh karena melanggar peraturan yang dibuat
oleh sang Kaisar, yaitu melarang para pemuda untuk menikah, karena
pemuda lajang dapat dijadikan tentara yang lebih baik daripada tentara
yang telah menikah. Valentine sebagai pendeta, sedih melihat pemuda
yang mabuk asmara. Akhirnya dengan penuh keberanian, ia melanggar
perintah sang Kaisar. Dengan diam-diam ia menikahkan sepasang anak
muda. Pendeta Valentine berusaha menolong pasangan yang sedang jatuh
cinta dan ingin membentuk keluarga. Pasangan yang ingin menikah lalu
diberkati di tempat yang tersembunyi. Namun rupanya, sang Kaisar
mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pendeta tersebut, dan kaisar
sangat tersinggung hingga sang Pendeta diberi hukuman penggal oleh
Kaisar Romawi yang bergelar Cladius II. Sejak kematian
Valentine, kisahnya menyebar dan meluas, hingga tidak satu pelosok pun
di daerah Roma yang tak mendengar kisah hidup dan kematiannya. Kakek
dan nenek mendongengkan cerita Santo Valentine pada anak dan cucunya
sampai pada tingkat pengkultusan !!

Ketika agama Katolik mulai berkembang, para pemimipin gereja ingin
turut andil dalam peran tersebut. Untuk mensiasatinya, mereka mencari
tokoh baru sebagai pengganti Dewa Kasih Sayang, Lupercus. Akhirnya mereka menemukan pengganti Lupercus, yaitu Santo Valentine.

Di tahun 494 M, Paus Gelasius I mengubah upacara Lupercaria
yang dilaksanakan setiap 15 Februari menjadi perayaan resmi pihak
gereja. Dua tahun kemudian, sang Paus mengganti tanggal perayaan
tersebut menjadi 14 Februari yang bertepatan dengan
tanggal matinya Santo Valentine sebagai bentuk penghormatan dan
pengkultusan kepada Santo Valentine. Dengan demikian perayaan Lupercaria sudah tidak ada lagi dan diganti dengan "Valentine Days"

Sesuai perkembangannya, Hari Kasih Sayang tersebut menjadi semacam rutinitas ritual bagi kaum gereja untuk dirayakan. Biar tidak kelihatan formal, mereka membungkusnya dengan hiburan atau pesta-pesta.

* Hukum Islam tentang Perayaan Valentine Days


Dalam Islam memang disyari’atkan berkasih sayang kepada sesama
muslim, namun semuanya berada dalam batas-batas dan ketentuan Allah -Ta’ala-
. Betapa banyak kita dapatkan para pemuda dan pemudi dari kalangan kaum
muslimin yang masih jahil (bodoh) tentang permasalahan ini. Lebih parah
lagi, ada sebagian orang yang tidak mau peduli dan hanya menuruti hawa
nafsunya. Padahal perayaan Hari Kasih Sayang (Valentine Days) haram dari beberapa segi berikut :

* Tasyabbuh dengan Orang-orang Kafir


Hari raya –seperti, Valentine Days- merupakan ciri khas, dan manhaj (metode) orang-orang kafir yang harus dijauhi. Seorang muslim tak boleh menyerupai mereka dalam merayakan hari itu.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata, "Tak
ada bedanya antara mengikuti mereka dalam hari raya, dan mengikuti
mereka dalam seluruh manhaj (metode beragama), karena mencocoki mereka
dalam seluruh hari raya berarti mencocoki mereka dalam kekufuran.
Mencocoki mereka dalam sebagaian hari raya berarti mencocoki mereka
dalam sebagian cabang-cabang kekufuran. Bahkan hari raya adalah ciri
khas yang paling khusus di antara syari’at-syari’at (agama-agama), dan
syi’ar yang paling nampak baginya. Maka mencocoki mereka dalam hari
raya berarti mencocoki mereka dalam syari’at kekufuran yang paling
khusus, dan syi’ar yang paling nampak. Tak ragu lagi bahwa mencocoki
mereka dalam hal ini terkadang berakhir kepada kekufuran secara global".[Lihat Al-Iqtidho’ (hal.186)].

Ikut merayakan Valentine Days termasuk bentuk tasyabbuh (penyerupaan) dengan orang-orang kafir. Rasululllah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut". [HR. Abu Daud dalam Sunan-nya (4031) dan Ahmad dalam Al-Musnad (5114, 5115, & 5667), Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (19401 & 33016), Al-Baihaqiy dalam Syu’ab Al-Iman (1199), Ath-Thobroniy dalam Musnad Asy-Syamiyyin (216), Al-Qudho’iy dalam Musnad Asy-Syihab (390), dan Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhob (848). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Musykilah Al-Faqr (24)].

Seorang Ulama Mesir,Syaikh Ali Mahfuzh-rahimahullah- berkata dalam mengunkapkan kesedihan dan pengingkarannya terhadap keadaan kaum muslimin di zamannya, "Diantara
perkara yang menimpa kaum muslimin (baik orang awam, maupun orang
khusus) adalah menyertai (menyamai) Ahlul Kitab dari kalangan
orang-orang Yahudi, dan Nashrani dalam kebanyakan perayaan-perayaan
mereka, seperti halnya menganggap baik kebanyakan dari
kebiasaan-kebiasaan mereka. Sungguh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam- dahulu membenci untuk menyanai Ahlul Kitab dalam segala urusan
mereka…Perhatikan sikap Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-
seperti ini dibandingkan sesuatu yang terjadi pada manusia di hari ini
berupa adanya perhatian mereka terhadap perayaan-perayaan, dan adat
kebiasaan orang kafir. Kalian akan melihat ,ereka rela meninggalkan
pekerjaan mereka berupa industri, niaga, dan sibuk dengan ilmu di
musim-musim perayaan itu, dan menjadikannya hari bahagia, dan hari
libur; mereka bermurah hati kepada keluarganya, memakai pakaian yang
terindah, dan menyemir rambut anaka-anak mereka di hari itu dengan
warna putih sebagaimana yang dilakukan oleh Ahlul Kitab dari kalangan
Yahudi, dan Nashrani. Perbuatan ini dan yang semisalnya merupakan bukti
kebenaran sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam sebuah
hadits shohih, "Kalian akan benar-benar mengikuti jalan hidup
orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi
sehasta sehingga andai mereka memasuki lubang biawak, maka kalian pun
mengikuti mereka". Kami (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah,
apakah mereka adalah orang-orang Yahudi, dan Nashrani". Beliau
menjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka". [HR. Al-Bukhoriy (3456) dari
Abu Sa’id Al-Khudriy -radhiyallahu ‘anhu-]".[Lihat Al-Ibda’ fi Madhorril Ibtida’ (hal. 254-255)]

Namun disayangkan, Sebagian kaum muslimin berlomba-lomba dan berbangga dengan perayaan Valentine Days.
Di hari itu, mereka saling berbagi hadiah mulai dari coklat, bunga
hingga lebih dari itu kepada pasangannya masing-masing. Padahal
perayaan seperti ini tak boleh dirayakan.Kita Cuma punya dua hari raya
dalam Islam. Selain itu, terlarang !!.

* Pengantar Menuju Maksiat dan Zina


Acara Valentine Days mengantarkan seseorang kepada bentuk maksiat
dan yang paling besarnya adalah bentuk perzinaan. Bukankah momen
seperti ini (ValentineDays) digunakan untuk meluapkan perasaan cinta kepada sang kekasih, baik dengan cara memberikan hadiah, menghabiskan waktu hanya berdua saja? Bahkan terkadang sampai kepada jenjang perzinaan.

Allah -Subhanahu wa Ta’la- berfirman dalam melarang zina dan pengantarnya (seperti, pacaran, berduaan, berpegangan, berpandangan, dan lainnya),

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk". (QS. Al-Isra’ : 32)

Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

لَايَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِاِمْرَأَةٍ إِلَّا مَعَ ذِيْ مَحْرَمٍ

"Jangan sekali-sekali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram". [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (4935), dan Muslim dalam Shohih-nya (1241)] .

Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

لَأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يِمَسَّ امْرَأَةً لَاتَحِلُّ لَهُ

"Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian
ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik daripada ia
menyentuh wanita yang tidak halal baginya". [HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (486). Di-shahih-kan oleh syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah (226)]

* Menciptakan Hari Rari Raya


Merayakan Velentine Days berarti menjadikan hari itu sebagai hari raya. Padahal seseorang dalam menetapkan suatu hari sebagai hari raya, ia membutuhkan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena menetapkan hari raya yang tidak ada dalilnya merupakan perkara baru yang tercela. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Siapa saja yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami sesuatu yang tidak ada di dalamnya, maka itu tertolak” [HR. Al-Bukhariy dalam Shahih -nya (2697)dan Muslim dalam Shahih -nya (1718)]

Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. [HR. Muslim dalam Shahih -nya (1718)]

Allah -Ta’ala- telah menyempurnakan agama Islam. Segala
perkara telah diatur, dan disyari’atkan oleh Allah. Jadi, tak sesuatu
yang yang baik, kecuali telah dijelaskan oleh Islam dalam Al-Qur’an dan
Sunnah. Demikian pula, tak ada sesuatu yang buruk, kecuali telah
diterangkan dalam Islam. Inilah kesempurnaan Islam yang dinyatakan
dalam firman-Nya,

"Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu
jadi agama bagimu". (QS.Al-Maidah :3 ).

Di dalam agama kita yang sempurna ini, hanya tercatat dua hari raya, yaitu: Idul Fitri dan Idul Adha. Karenanya, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengingkari dua hari raya yang pernah dilakukan oleh orang-orang Madinah. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada para sahabat Anshor,

قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُوْنَ فِيْهِمَا فِيْ
الجَاهِلِيَةِ وَقَدْ أَبْدَلَكُمُ اللهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا:
يَوْمَ النَّحَرِ وَيَوْمَ الْفِطْرِ

“Saya datang kepada kalian, sedang kalian memiliki dua hari, kalian bermain di dalamnya pada masa jahiliyyah. Allah sungguh telah menggantikannya dengan hari yang lebih baik darinya, yaitu: hari Nahr (baca: iedul Adh-ha), dan hari fithr (baca: iedul fatri)”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (1134), An-Nasa`iy dalam Sunan-nya (3/179), Ahmad dalam Al-Musnad (3/103. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud (1134)] .

Syaikh Amer bin Abdul Mun’im Salim-hafizhahullah- berkata saat mengomentari hadits ini, "Jadi,
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- melarang mereka -dalam bentuk
pengharaman- dari perayaan-perayaan jahiliyyah yang dikenal di sisi
mereka sebelum datangnya Islam, dan beliau menetapkan bagi mereka dua
hari raya yang sya’i, yaitu hari raya Idul Fithri, dan hari raya Idul
Adh-ha. Beliau juga menjelaskan kepada mereka keutamaan dua hari raya
ini dibandingkan peryaan-perayaan lain yang terdahulu ".[Lihat As-Sunan wa Al-Mubtada’at fi Al-Ibadat (hal.136), cet. Maktabah Ibad Ar-Rahman, 1425 H]

Sungguh perkara yang sangat menyedihkan, justru perayaan ini sudah
menjadi hari yang dinanti-nanti oleh sebagian kaum muslimin terutama
kawula muda. Parahnya lagi, perayaan Valentine Days
ini adalah untuk memperingati kematian orang kafir (yaitu Santo
Valentine). Perkara seperti ini tidak boleh, karena menjadi sebab
seorang muslim mencintai orang kafir.

Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 51
Tahun I. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Pesantren Tanwirus
Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto Marannu,
Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan
Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc.
Dewan Redaksi : Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh :
Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk
berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary (085255974201). (infaq
Rp. 200,-/exp)

http://almakassari.com/?p=231

Sumber :
www.darussalaf.or.id




Tidak ada komentar:

Posting Komentar