يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ﴾ [الحشر:18

Selasa, 22 Desember 2009

FATWA SESAT WAHDAH ISLAMIYYAH<2>

Kemudian Syeikh membaca beberapa perkataan Zaitun dan memberikan komentarnya :

Perkataan Zaitun : “Karena itu disini ada poin yang penting. Tauhid kita[2] hendaknya membawa kita kepada pengertian yang syamil[3] (menyeluruh) terhadap ajaran Islam ini.”

Komentar Syeikh : “Demi Allah tauhid kalian menelantarkan faham Islam, tauhid kalian adalah tauhidnya Sayyid Quthb, ‘Abdurrahman ‘Abdul Kholiq dan orang-orang yang semisalnya dari kalangan Sururiyyin Quthbiyyin. Demi Allah….., kalian telah menelantarkan Islam dan kaum muslimin.”.FATWA KESESATAN JAMA’AH / ORMAS / YAYASAN WAHDAH ISLAMIYAH (Bag. 2)
Syaikh Rabi’ bin Hady Al-Madkhaly [1]– hafidzhohullah –
(Imam Jarh wat Ta’dil)
[Kirimkan Artikel ini Ke Teman Anda] Kirim Ke Teman

بسم الله الرحمن الرحيم

Kemudian Syeikh membaca beberapa perkataan Zaitun dan memberikan komentarnya :

Perkataan Zaitun : “Karena itu disini ada poin yang penting. Tauhid kita[2] hendaknya membawa kita kepada pengertian yang syamil[3] (menyeluruh) terhadap ajaran Islam ini.”

Komentar Syeikh : “Demi Allah tauhid kalian menelantarkan faham Islam, tauhid kalian adalah tauhidnya Sayyid Quthb, ‘Abdurrahman ‘Abdul Kholiq dan orang-orang yang semisalnya dari kalangan Sururiyyin Quthbiyyin. Demi Allah….., kalian telah menelantarkan Islam dan kaum muslimin.”.

Perkataan Zaitun : “Hendaknya membawa kita kepada pengertian yang syamil (menyeluruh) terhadap ajaran Islam ini. Kita tidak bisa menganggap seseorang itu dikatakan sebagai orang yang bertauhid atau orang-orang yang benar-benar Salafiyyah lalu jika dia menganggap masih ada hukum lain yang lebih baik dari hukum Allah”.

Jawaban Syeikh : “Siapa yang menganggap bahwa di sana ada hukum lain yang lebih baik dari hukum Allah ? Menurut Salafiyyin dia (orang tidak berhukum dengan hukum Allah) adalah kafir, sedangkan kamu masih ragu-ragu menentukan apakah dia Salafy atau bukan Salafy karena sesungguhnya kamu tidak mengerti Salafiyyah. Kami tidak ragu-ragu tentang keislamannya !!, dia kafir !! (karena dia tidak berhukum dengan hukum Allah). Lalu bagaimana dia (Zaitun-pent) mengatakan kita tidak mampu untuk mengatakan bahwasanya dia Salafy atau berada diatas Salafiyah. Ini adalah perkataan orang yang tidak paham. Kami tidak mengatakan bahwa orang yang menganggap adanya hukum lain yang lebih baikdari hukum Allah adalah Salafy…, kami tidak mengatakan dia itu muslim…, bahkan dia adalah kafir. Keraguanmu ini dan ketidaktegasanmu pada permasalahan ini, tentang hakimiyah yang merupakan hal yang paling khusus yang kalian sangat peduli terhadapnya sementara kamu ragu-ragu apakah dia Salafy atau bukan Salafy. Orang ini (yang menganggap bahwa disana ada hukum lain yang lebih baik dari hukum Allah) adalah kafir yang nyata menurut Salafiyyin dan para Imam kaum muslimin”.

Perkataan Zaitun : “Atau ada hukum lain yang boleh diterapkan selain dari hukum Allah”

Jawaban Syaikh : “Ini kafir menurut kami, kami tidak ragu-ragu tentangnya apakah dia Salafy atau bukan Salafy. Kami memastikan bahwasanya dia adalah kafir –barakallahu fiikum-, orang ini (Zaitun-pent) meskipun sangat menggebu-gebu semangatnya terhadap hakimiyah akan tetapi dia ragu apakah dia Salafy atau bukan Salafy. Sementara seorang Salafy yang sebenarnya memandang dua jenis ini adalah kafir dan keluar dari Islam, apalagi mau bimbang tentang ke-salafiyannya. Maka inilah Salafiyah yang sebenarnya lagi faham, bukan seperti salafiyah kalian yang tidak tegas”.

Perkataan Zaitun : “Nah, inilah kita harus jujur dan kita harus adil memberikan penilaian, jangan saudara-saudara kita para du’at dikatakan tidak bertauhid karena tidak sesuai dengan pendapat kita.”

Jawaban Syaikh : “Saudara-saudara kamu para da’i…., siapa mereka ??. Kami mengatakan kepada mereka ada bid’ah-bid’ah, kesesatan-kesesatan dan penyimpangan-penyimpangan. Maka jika yang kamu maksudkan dengan saudara-saudaramu para du’at itu adalah Quthbiyyin, Al-Ikhwan (Ikhwanul Muslimin) dan Tabhligiyyin (Jama’ah Tabligh) maka mereka adalah orang-orang sesat. Mereka punya sedikit dari tauhid tetapi –sungguh sangat disayangkan- mereka tidak mementingkan tauhid dan memerangi ahli Tauhid. Mereka adalah ahli fitnah dan kesesatan”.

Perkataan Zaitun : “Lalu orang-orang yang nyata-nyata tidak mau berhukum dengan hukum Allah lalu kita anggap dia sebagai orang yang bertauhid lalu…. kita anggap dia sebagai orang yang bertauhid ?”

Jawaban Syaikh : “Seakan-akan (Wallahu a’lam) dia (Zaitun) di sini menyindir Salafiyyin dan dia dengan zholim menuduh bahwa ada orang-orang yang berhukum selain apa yang diturunkan Allah, sementara Salafiyyin menganggap mereka termasuk Ahli Tauhid. Ini adalah kedustaan dan kebohongan yang sangat jelas. Jika yang mereka maksudkan adalah pemerintah Arab Saudi, maka pemerintah ini adalah pemerintah yang Mushlih (mengadakan perbaikan) tegak di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallah dan menerapkan manhaj ini di sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan pengadilan-pengadilannya –walaupun kalian tidak senang-, dan kami membantah kedustaan-kedustaan ini dengan mengatakan bahwa ada beberapa kesalahan pada pemerintahan tersebut, akan tetapi ‘aqidahnya tegak di atas Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya dan manhaj Salaf , dan hukumnya tegak di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Dan kesalahan-kesalahan itu selalu ada, baik di masa lalu maupun sekarang. Dan pemerintah Saudi komitmen terhadap Kitabullah lebih baik dari kalian, dari pemimpin-pemimpin kalian dan dari pemerintahan kalian yang berbentuk tanzhim-tanzhim Ikhwanul Muslimin. Mengapa kalian tidak mempermasalahkan pemerintahan At-Turaby (pembesar Ikhwanul Muslimin Sudan) yang mengajak kepada persatuan agama-agama dan mengadakan muktamar-muktamar untuk hal itu, membangun kuburan-kuburan, memberikan keleluasaan bagi gerakan kristenisasi, penyebaran faham Rafidhoh dan segala macamnya sedangkan kalian senang menerima pemerintahannya ?.

Hal ini menunjukkan bahwasanya kalian tidak ada apa-apanya dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah kecuali slogan-slogan dusta.

Demikian pula dengan pemerintahan Arbekan yang pemimpinnya ruku’ kepada kuburan Mustofa Ataturk dan berjanji padanya untuk berjalan diatas manhajnya, mengadakan pernjanjian militer, politik dan ekonomi dengan Yahudi untuk menghadapi kaum muslimin, sedangkan kalian tidak mengeritiknya dengan satu kalimatpun !.

Kalian semua di belahan barat bumi dan di timurnya yaitu Quthbiyah dan Ikhwanul Muslimin semuanya membela orang ini (Arbekan). Dan mereka tidak mengkritiknya sedikitpun pada hal-hal yang dia terjatuh kedalamnya dari kesesatan-kesesatan berupa kekufuran. Maka orang yang bergabung dengan Ikhwanul Muslimin atau kepada Sayyid Quthb walaupun berbuat apapun dari kemungkaran-kemungkaran dan kekafiran-kekafiran yang besar, tidak kalian kritik. Akan tetapi yang berpegang teguh dengan manhaj Salaf dan berbuat kekeliruan maka ini adalah musuhnya yang paling berbahaya dan lawannya yang paling utama diantara seluruh kelompok-kelompok yang sesat.

Perkataan Zaitun : “Sebab negara-negara Arab banyak yang ummat Islamnya dipimpin oleh orang-orang yang tidak menjalankan hukum Islam, namun mereka dikenal sebagai orang-orang atau diberi gelar-gelar sebagai orang-orang yang menjaga da’wah, da’wah Salafiyah misalnya atau da’wah Ahlussunnah.”

Jawaban Syaikh : “Salafiyyun ada di setiap tempat di berbagai negeri dan di negeri kaum muslimin. Mereka ada di India, ada di Pakistan, ada di Bangladesh, ada di Sudan, di Mesir, serta di dunia seluruhnya, termasuk di negeri-negeri yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan. Sedangkan pemerintah Arab Saudi berhukum dengan apa yang Allah turunkan. Jika kamu bermaksud untuk mencela mereka (Salafiyyin) karena mereka tidak mengkafirkan pemerintah Arab Saudi sebagaimana kalian, maka mereka tidak mengkafirkannya.

* Kalian tidak mencaci maki dan tidak mengeluarkan satu kata-pun terhadap orang-orang yang mengajak kepada orang-orang yang telah disebutkan terdahulu dari orang-orang yang mengajak kepada persatuan agama dan kesesatan-kesesatan lainnya. Kalian tidak berbicara sepatah katapun.
* Kalian menginginkan tertancapnya panah-panah mereka di negara yang ditegakkan atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasallam.
* Kalian tidak bergerak memerangi negara-negara ini kecuali dengan pergerakan Rafidhah (Syi’ah), Khawarij dan musuh-musuh Islam.
* Kalian tidak bergerak diatas manhaj shohih, kalian hanyalah bergerak diatas manhaj yang bathil. Seandainya kalian mempunyai mizan (timbangan) Islam, dan kalian memandangnya dengan pandangan Islamy, maka kalian tidak akan menyelisihi Salafiyyin. Tidak menyelisihi pada manhaj mereka dan tidak pula kalian berselisih terhadap sikap Salafiyyin terhadap negeri-negeri ini.
* Kalian sekarang sudah hampir mengkafirkan mereka dan kalian mencela mereka dengan celaan ini dengan kezholiman dan permusuhan. Dan telah terdahulu penjelasan sikap mereka terhadap orang-orang yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan, jika dia begini, begini, dan begini. Kalian pelajari ini dari Salafiyyin, dan mereka (salafiyyin) meletakkan perkara-perkara tersebut pada tempatnya, sedangkan kalian tidak meletakkannya pada tempatnya. Kalian mengkafirkan orang yang tidak berhak dikafirkan.
* Kalian membela dan pertahankan orang-orang yang terjerumus dalam kekufuran-kekufuran dan kesesatan-kesesatan”.

Kata Zaitun : “Sebab negara-negara Arab banyak yang ummat Islamnya dipimpin oleh orang-orang yang tidak menjalankan hukum Islam”

Jawaban Syaikh : “Yakni (pemerintah tersebut-pent) adalah kuffar (orang-orang kafir) menurut kalian. Dan mereka telah mengkafirkan pemerintah Saudi. Akan tetapi mereka dikenal dengan uslubnya ( gaya bahasa) yaitu uslub hadatsiyat . Hadatsiyyin adalah mereka yang menggunakan uslub-uslub yang berupa rumus-rumus (symbol-simbol). Mereka dengan latah (ikut-ikutan) menyerupai perbuatan orang yang gemar membuat simbol-simbol dari kalangan Hadatsiyyun, bahkan mereka telah mengunggulinya. Sekarang mereka telah mengungguli Hadatsiyyin dalam penggunaan istilah-istilah, dalam mengaburkan dan ketidaktegasan ucapan. Maka dia (Zaitun-pent) disini bermaksud untuk mengkafirkan permerintah Arab Saudi dan menginginkan untuk menggolongkan mereka (Salafiyyin) –sebagaimana yang mereka sangka- sebagai pengekor pemerintah Arab Saudi, karena mereka tidak sepakat dalam pengkafiran mereka terhadapnya (pemerintah Arab Saudi). Dan kami tidak mungkin berjalan dibelakang setiap kebatilan meskipun kami diperangi dan dimusuhi, kami tidak mungkin akan mengikutinya. Kami berhukum dengan apa yang Allah turunkan –InsyaAllah-. Manhaj Salafy berhukum dengan apa yang Allah turunkan baik terhadap perorangan, jama’ah maupun pemerintahan. Maka dia tidak menghukumi atas mereka kecuali dengan suatu hukum yang dilihatnya sesuai dengan Kitabullah dan Manhaj Salaf. Dan bahwasanya itulah keadilan dan inshof yang sebenarnya dan kamu tidak boleh menzholimi seseorang, jama’ah, pemerintah ataupun rakyat.

Akan tetapi semua hukum mereka dibangun diatas kelancangan, maka mereka mengkafirkan dan menuduh sesat dengan hawa nafsunya. Mereka menghiasi, memuji dan mengangkat dengan hawa nafsunya pula. Maka siapa saja yang mencocoki mereka, dia adalah mujaddid (pembaharu), muhtadi (orang yang diatas petunjuk), shohhibul haq (pembawa kebenaran) walaupun bergelimang dengan segala kesesatan seperti Sayyid Quthb dan orang-orang yang semisalnya. Dan siapa saja yang menyelisihi mereka walaupun dia adalah orang yang paling komitmen terhadap Kitabullah dan paling kuat mengambil cahaya Kitabullah dan Sunnah Rasul. Orang seperti ini menurut mereka adalah sesat. Wal’iyadzubillah.

Footnote :

[1] Silahkan klik http://almakassari.com/biografi-syaikh-robi-bin-hady-al-madkhaly untuk mengetahui biografi beliau.

[2] Syeikh Rabi’ menimpalinya dengan berkata : “Iya, tauhid kalian”

[3] Yang kami nukil kepada syeikh “pengertian yang baik” tapi setelah dicek kembali tarnyata perkataannya “pengertian yang syamil”

Sumber : Fatwa Imam Jarh wat Ta’dil, Syaikh Robi’ bin Hady Al-Madkhaly (hafidzhahullah) tentang Kesesatan Jama’ah/Yayasan Wahdah Islamiyah, Penerbit : Ma’had As-Sunnah Makassar (2002). Fatwa ini direkam di rumah beliau di Makkah Al-Mukarramah -semoga Allah menjaganya- pada hari Jum’at, tanggal 23 Ramadhan 1420 H / 31 Desember 1999 dan diterjemahkan dari kaset berbahasa Arab oleh pengasuh Pondok Pesantren As-Sunnah Makassar.


1 komentar:

  1. Tag: sesat ?
    benarkah ?
    Silahkan baca http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/04/09/banyak-perbedaan/

    BalasHapus